السبت، 5 يناير 2013

teori pendidikan


2.1        Teori Pendidikan
Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.
Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu :
1.      Pendidikan klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik

2.      Pendidikan pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).

3.      Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.

4.      Pendidikan interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.

2.2        Perbedaan Teori Dan Praktek
Teori yang salah dan praktek yang salah, tetapi dipulas dan didandani seakan semuanya menyenangkan dan menimbulkan bayangan-bayangan menyenangkan. Kebijakan yang dimulai dengan konsep dan teori yang salah, akan menghasilkan praktek yang yang bukan hanya salah tetapi juga mengakibatkan berbagai macam persoalan dalam kaitannya dengan hubungan sosial dan nasib kemanusiaan.
Teori merupakan hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan konsep-konsep itu sendiri merupakan hubungan dari kata-kata yang menjelaskan suatu persoalan atau kenyataan. Kata-kata merupakan simbol berupa bunyi dan aksara ketika kita merujuk pada suatu benda atau realitas yang ada di dunia. Sedangkan konsep merupakan suatu penjelasan yang lebih luas karena mengubungkan keterkaitan antara dua atau lebih dari keberadaan benda atau gejala (peristiwa). Karenanya, teori merujuk pada suatu hubungan antara konsep-konsep yang lebih bisa menjelaskan peristiwa atau suatu proses tertentu dari kehidupan ini.
Jadi teori sebenarnya adalah sebuah alat untuk membantu menjelaskan suatu. Ia merupakan penyederhanaan dari gejala-gejala kehidupan supaya mudah kita pahami dan kita jelaskan. Teori akan membantu kita memahami suatu gejala dan membedakan diri dengan penjelasan yang lain. Meskipun demikian perbedaan antara dua teori atau lebih yang berbeda tidak menutup kemungkinan ada suatu hal yang beririsan. Dan suatu teori yang baik diharapkan menghilangkan irisan-irisan itu sekecil mungkin, untuk memberikan pembedaan antara seperangkat penjelasan dengan lainnya yang memiliki karakternya masing-masing. Buku ini memang bermaksud untuk memberikan penggolongan dari teori-teori tentang pendidikan yang diharapkan secara kuat mampu mengungkap perbedaan antara suatu teori dengan lainnya.

2.3        Macam-macam Teori Belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan  teori belajar konstruktivisme.  Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2.      Teori  Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3.      Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

2.4  Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran IPA
Teori Belajar yang mendukung pembelajaran IPA SD
-          Teori Piaget yang menguraikan perkembangan kognitif dari bayi sampai dewasa.
-          Teori konstruktivisme Peserta didik tidak menerima begitu saja ide-ide dari orang lain. Mereka membangunsendiri dari pengalaman sebelum mendapat pelajaran IPA di sekolah
-          Teori Belajar PiagetPiaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangunsendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandanganPiaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantungkepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.

Kecendrungan Anak SD beranjak dari hal-hal yang konkrit memandang sesuatu yang dipelajari sebagai satu kebutuhan, terpadu. Berdasarkan kecendrungan diatas maka,belajar adalah suatu proses yang aktif,konstruktif berorientasi pada tujuan, semuanya bergantung pada aktifitas mental peserta didik.
Struktur kognitif merupakan kelompok ingatanyang tersusun dan saling berhubungan, aksidan strategi yang dipakai oleh anak-anak untuk memahami dunia sekitarnya.
Dalam pembelajaran IPA pergunakanlah :
a.       Mulailah dari hal-hal yang konkret yaitu kegiatan aktif mempergunakan pancaindra dengan benda nyata atau konkret
b.      Penata awal. Yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan diajarkan, agar murid mempunyai kerangkakerja untuk mengasimilasikan informasi baru ke dalam struktur kognitifnya.
c.       Pergunakanlah kegiatan yang bervariasi karena murid mempunyai tingkat perkembangan kognitif yang berbeda dan gaya belajar yang berlainan.

metode pembelajaran pkn di SD


A.    Metode Pembelajaran Pkn di SD
Menurut Aubrey Fisher (dalam Mulyana, 2001) Model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Denagn kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan.
Menurut Joyce dan Weil (1980) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri model pembelajaran :
1.      Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2.      Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3.      Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dikelas.
4.       Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan :
a.       urutan langkah-langkah pembelajaran,
b.      adanya prinsip-prinsip reaksi,
c.       sistem sosial, dan
d.      sistem pendukung.
5.      Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6.      Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.





B. JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN
1.                  PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang di susun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah di lakukannya dalam kurun waktu tertentu. Portofolio dalam Pkn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik dan menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan suatu isu kebijakan politik yang telah di putuskan untuk di kaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan (Udin S Winatapura, 2005)
Portofolio kelas berisi bahan bahan seperti pernyataan pernyataan tertulis, peta, grafik, photografi dan karya seni asli. Bahan-bahan ini menggambarkan :
a.       Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang telah di pilih.
b.      Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan dengan alternative-alternative pemecahan terhadap masalah tersebut.
c.       Kebijakan publik telah di pilih atau di buat siswa untuk mengatasi masalah tersebut.
d.      Rencana tindakan yang telah di buat siswa untuk di gunakan dalam mengusahakan agar pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.

Pembelajaran Pkn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang di pergunakan dalam proses politik. Pembelajaran Pkn bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap kewarganegaraan dan pemerintahannya dengan cara:
a.       Membekali pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan untuk berpartisipasi secara efektif.
b.      Membekali pengalaman praktis yang di rancang untuk mengembangkan kompetensi dan efektifitas partisipasi.
c.       Mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga negara.

2.                  MODELLING
Dalam pembelajaran Pkn guru merupakan modelling yang sangat berperan untuk mengajarkan materi-materi yang berisi nilai-nilai moral. Anak akan melihat dan mengamati apa yang di lakukan model kemudian menirukannya dalam perilaku. Selain guru model yang di gunakan dalam pembelajaran Pkn dapat berupa :
1.      Manusia, misalnya tokoh masyarakat, aparat pemerintah, pemimpin negara, pahlawan bangsa.
2.      Non manusia, misalnya mengunakan kancil dalam cerita dongeng.

3.                  GAMING
Gaming merupakan metode pembelajaran pkn yang menuntut siswa untuk berlomba-lomba menang atau kalah. Penentuan menang kalah di lihat dari sisi skor, adu kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal dengan benar.

4.                  METODE PENANAMAN NILAI
Melalui metode penanaman nilai ini dapat di ajarkan kepada siswa :
a.       Memberikan nilai atas sesuatu
b.      Membuat penilaian yang rasional dan dapat di pertanggung jawabkan
c.       Memiliki kemapuan serta kecenderungan untuk mengambil keputusan yang menyangkut masalah nilai dengan jelas, rasional dan obyektif.
d.      Memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

5.                  CERAMAH BERVASIASI
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya jawab dan diskusi sebagai variasi:
a.  Persiapan
1)  Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
2)  Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
3)  Merumuskan materi ceramah secara garis besar
4)  Bila materi ceramah terlalu luas dapat di bagi menjadi beberapa penggalan
5)  Disarankan materi ceramah di perbanyak untuk dimiliki tiap siswa
b.  Pelaksanaan
1)   Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin di capai sesudah pelajaran berakhir
2)   Menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas.
3)   Membagikan materi ceramah kepada siswa
4)   Menyajikan materi ceramah
5)   Tanya jawab
6)   Mengkomunikasikan hal-hal yang harus di diskusikan dalam kelompok kecil, dengan waktu yang di sediakan guru untuk diskusi
7)   Pembentukan kelompok terdiri dari lima atau tujuh orang
8)   Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktu yang  sudah ditetapkan
9)   Membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
10)    Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
11)    Diskusi kelas berakhir

6.                  DEMONTRASI
MetodeDemonstrasi biasa digunakan untuk memperagakan atau menunjukan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasa yang harus di demonstrasi.
Tujuan metode demontrasi :
1.    Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai peserta didik.
2.    Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik.
3.    Mengembangkan kemampuan pengamatan dengan pendengaran dan penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.

7.                  TANYA JAWAB
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran.
Manfaat penggunaan metode tanya jawab
1.    Pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru.
2.    Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan dengan jawaban.
3.    Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan,menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis.
4.    Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban  yang diperoleh atau dikemukakan di dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itutersimpan dalam ingatan siswa.
5.  Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi.
6.    Pertanyaan akan merangsang siswa berpikir dan memusatkan  perhatian pada satu pokok perhatian.
7.    Pertanyaan dapat membengkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah.
8.    Pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat.
9.    Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang.
10.     Siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru.
11.     Siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaanorang lain
12.     Pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira.
13.     Siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam  proses kegiatan belajar       mengajar
14.     Dari jawaban-jawaban yang diperoleh guru mendapatkan umpan balik dari siswa mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya.
8.                  DISKUSI
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan danmerampungkan keputusan bersama.
Tujuan
            Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
a.    Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatansiswa yang demokratis.
b.    Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan caraberpikir kritis, analitis, dan logis.
c.    Memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial.
d.   Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar.

9.                  PEMECAHAN MASALAH
Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harusdipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanan nya pada proses pemecahan masalah dengan penentuanalternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harusdiselesaikan secara rasional.
Tujuan:
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
a.    Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional
b.    Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secaraindividual maupun secara bersama-sama
c.    Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkankepercayaan pada diri sendiri

10.              METODE  INQUIRI
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi.Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode inkuiri dengan metodepemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitikberatkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawabantar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupunkemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.
Tujuan
Penggunaan metode inkuiri bertujuan:
a.    Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat (obyektif)
b.    Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)



11.              BERMAIN PERAN
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis.
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171). Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan apakah proses  pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang: (Hasan, 1996: 266).

Tujuan Penggunaan Bermain Peran
Tujuan dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut :
a.    Untuk motivasi siswa,
b.    Untuk menarik minat dan perhatian siswa,
c.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak,
d.   Menarik siswa untuk bertanya,
e.    Mengembangkan kemampuan komusikasi siswa,
f.     Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.

12.              KARYA WISATA
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi. Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
a.    Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolahatau kelas
b.    Untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek tersebut
c.    Untuk menanamkan nilai moral pada siswa